Berawal dari sebuah warna yang kamu pilih dari sebuah kotak yang berisikan cat air. Kamu ingat sekali, saat itu entah kenapa kamu memilihnya. Karena sebuah kesukaan terhadap salah satu warna atau memang kamu sedang ingin memilihnya saja.
Lagu demi lagu mengiringi dari pertama ketika warna merah dilukiskan di atas kertas. Dicampur dengan warna demi warna yang menyatu dengan intuisimu. Visualisasi yang jelas di awal, kemudian agak kabur dan berubah pikiran di tengah, tapi kamu tahu sedang menuju ke suatu bentuk.
Suatu bentuk yang kalian inginkan bersama. Berproses. Dan kalian melebur di dalamnya. Menari seperti kuas yang kadang lentur karena basah, kadang juga kaku karena lelah menari di atas kertas yang juga ikut basah menyerap airnya.
Tapi itulah yang kalian namakan proses. Berkali-kali kalian merutukinya atas nama proses. Bagaimana kalian mencintai setiap perubahannya. Kadang kalian menginginkannya cepat selesai seperti lukisan-lukisan lain, kadang kalian ingin lebih lama, karena kalian ingin memaknainya. Memberikan lebih banyak cerita untuk setiap tarian kuas yang melebur diantaranya.
Kadang kamu tersenyum ketika satu semburat jingga membuat pola baru di luar dugaan indahnya, kadang kamu bahkan tidak mau melihat wajahnya saat tetesan campuran air kuas yang keruh mengotori lapis demi lapis garis yang sudah kamu bentuk sebelumnya.
"Dan kamu, dan kalian mulai merasa memiliki satu sama lain."
"Mengaku saling terlibat di dalamnya"
"Ini bukan satu hal yang ingin dilupakan begitu saja, karena kalian berproses".
Karena kalian telah menjadi bagian satu sama lain, lalu siapa yang tidak mau mengakuinya? Lebih dari sebuah pengakuan, karena kalian menjadi saling menyayangi. Bercampur dengan memori, melodi dan rasa memiliki.
Saat itu rasanya rasa memiliki bukanlah sesuatu yang tadinya kalian takuti. Siapa yang enggan mengakui ketika proses yang kalian lewati menjadi sesuatu yang selalu menyenangkan untuk dinikmati?
Kuas berganti kuas, kertas berganti kertas. Cat air dan ide-ide baru siap ditumpahkan.
........ (dua pasang kaus tangan dilepaskan, kali ini tangan pun kotor tidak apa-apa,
karena rasanya seperti melepas semua tameng yang pernah ada).
Saat itulah, kesekian kalinya kalian kembali menemukan dan ditemukan :)
-novikresna